“Kata” dalam bahasa Indonesia dan Melayu Ngapak diambil dari Katha. Dalam bahasa Sansekerta, Katha sebenarnya berarti “pembicaraan”, “bahasa“, “cerita” atau “dongeng”. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia penyempitan menjadi makna semantik “kata”. Pengertian Kata Kata atau ayat adalah unit bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya terdiri dari akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Kata dikombinasikan untuk membentuk frase, klausa, atau kalimat. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 1997 memberikan beberapa definisi dari kata Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau tertulis dan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa Percakapan, bahasa Morfem atau kombinasi morfem yang dapat diucapkan sebagai bentuk bebas Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari morfem tunggal misalnya kata atau beberapa morfem gabungan misalnya kata KBBI definisi pertama bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi isi kamus atau entri. Kemudian definisi kedua mirip dengan katha satu pengertian yang sebenarnya dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat dapat diartikan sebagai kombinasi morfem atau morfem. Baca Juga Pengertian Kata Serapan Kata adalah satuan ujaran yang mempunyai pengenalan intuitif universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan. Definisi kata yang umum sebagai satuan makna atau gagasan tidak membantu karena kesamaran konsep. Kata merupakan bentuk yang, ke dalam mempunyai susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah, dan keluar mempunyai kemungkinan mobilitas dalam kalimat. Jenis-Jenis Kata Berdasarkan bentuk, dapat diklasifikasikan ke dalam empat kata kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar bagi pembentukan sebuah kata turunan atau kata-kata berimbuhan. Mengubah derivatif kata karena membubuhkan atau imbuhan baik di awal prefix atau awalan, tengah infiks atau sisipan, atau akhir akhiran atau sufiks kata-kata. Baca Juga Pengertian Katalis Katalisator Kata adalah dasar dari kata atau atas dasar pengalaman perulangan bentuk semua atau bagian dari senyawa sementara adalah kombinasi dari beberapa kata-kata dasar yang berbeda untuk membentuk makna baru. Dalam tata bahasa Indonesia standar, kelas kata dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu Kata Benda Nomina Kata benda nomina adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun bahasa Indonesia kata benda nomina terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu Kata Benda Nomina Dasar Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh Buku yang tertinggal di kelas itu milik Slamet. Para pengerajin itu sedang mengukir meja. Kursi yang rusak itu merupakan barang inventaris kampus. Pria tua itu seorang teknisi radio yang handal. Menggambar bayangan gedung itu sebaiknya menggunakan pensil 2B. Kata Benda Nomina Turunan Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu Verba + -an. contoh Makanan yang dimasak itu untuk korban badai. Pe- + Verba. contoh Kakek itu seorang pelukis terkenal hingga saat ini. Pe- + Adjektiva. contoh Sebaiknya kita jauhkan diri dari sifat pemarah. Per- + Nomina + -an. contoh Di jaman yang maju ini masih saja ada perbudakan di Tangerang. Kata Kerja Verba Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Kata Kerja Transitif Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek. contoh – Orang itu membeli makan di warteg seberang jalan. – Supri membunuh nyamuk itu dengan sadis. – Juru masak memotong bawang dengan sangat cepat. Kata Kerja Intransitif Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut saya tidur, pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat P tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas. Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar yang berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi Verba Dasar Bebas ialah verba yang berupa morfem dasar bebas, misalnya duduk, makan, mandi, minum, dll. Contoh kalimat – Andi duduk di teras rumah sambil menikmati secangkir kopi. – Saya makan siang di warteg depan gang itu. – Sebaiknya kita mandi minimal 2 kali sehari. – Sebaiknya kita tidak minum sambil berdiri. Verba Turunan ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan proses atau berupa paduan leksem. Beberapa bentuk verba turunan Verba berafiks berbuat, terpikirkan, dll. Contoh kalimat – Dia tidak mampu berbuat apa-apa karena posisinya yang terjepit. – Ayah saya selalu memikirkan sesuatu yang tak terpikirkan oleh orang lain. Verba bereduplikasi makan-makan, ingat-ingat, dll. Contoh kalimat – Kemarin saya dan teman sekelas makan-makan di restoran yang terkenal di kota kami. – Untuk melupakan masa lalu dengan orang itu jangan ingat- ingat kembali kenangan bersamanya. Verba berproses gabungan bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll. Contoh kalimat – Malam itu kami bernyanyi-nyanyi dengan riang di depan sebuah vila. – Kami tersenyum-senyum setelah saling bertatap muka. Verba majemuk cuci mata, cuci tangan, dll. Contoh kalimat – Kemarin sore kami berdua jalan-jalan ke desa untuk cuci mata. – Orang itu cuci tangan setelah melakukan kejahatan. Baca Juga Kata Baku Dan Tidak Baku – Pengertian, Ciri, Contoh, Kalimatnya, Artinya Kata Sifat Adjektifa Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti. Ciri-ciri Kata Sifat Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang mengandung makna paling. Contoh – Andi merupakan orang terpandai di kelas. – Bang Pudin orang terkuat yang ada di kampung ini. – Bunga itu adalah bunga terindah yang pernah saya lihat. Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat & cukup. Contoh – Anak yang tinggi itu lebih sopan dibandingkan anak yang disebelahnya. – Orang yang jarang olah raga agak lemah dibandingkan yang sering berolah raga. – Rani adalah gadis paling ramah di kampung ini. – Juned salah satu orang yang sangat menyenangkan yang pernah saya kenal. – Pak Andi merupakan pribadi yang cukup baik. Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti ini se- + redupliasi pengulangan kata + -nya, contoh sehebat-hebatnya, setinggi-tingginya, dll. Contoh – Sehebat-hebatnya petinju, pasti akan kalah juga. – Setinggi-tingginya ilmu yang didapat jika tidak diamalkan maka akan sia- sia. Beberapa Proses Pembentukan Kata Sifat Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya kuat, lemah, rajin, malas, dll. Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya terjelek, terindah, terbodoh, dll. Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya gelap-gulita, pontang-panting, dll Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya legal, kreatif, dll. Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya lapang dada, keras kepala,baik hati, dll. Kata Ganti Pronomina Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu Kata Ganti Orang ialah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti orang dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu Kata ganti orang pertama tunggal, misal aku, saya. Kata ganti orang pertama jamak, misal kami, kita. Kata ganti orang kedua tunggal, misal kamu. Kata ganti orang kedua jamak, misal kamu, kalian, Anda, kau/engkau. Kata ganti orang ketiga tunggal, misal dia, ia. Kata ganti orang ketiga jamak, misal mereka, beliau. Contoh kalimat – Aku seorang pelaut. – Kami semua bersaudara. – Kamu sangat cantik sekali. – Kalian sangat luar biasa sekali. – Dia salah satu mahluk cantik di dunia ini. – Mereka semua bersahabat dari kanak-kanak. Kata Ganti Kepemilikan ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan kepemilikan, misal “buku kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku dia/bukunya”,dsb. Contoh Buku yang tertinggal di kelas kemarin adalah bukunya. Kata Ganti Penunjuk ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh, misal “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”, dsb. Contoh Letakkan meja itu di sana. Kata Ganti Penghubung ialah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat kata yang dipakai yaitu “yang”, “tempat”,”waktu”. Contoh Kami sedang menyaksikan pertandingan sepak bola yang disiarkan langsung dari Myanmar. Kata Ganti Tanya ialah kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai sesuatu hal, kata Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”. Contoh Siapa yang menjadi pemain terbaik di Liga Indonesia tahun lalu? Kata Ganti Tak Tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu banyak, misal masing-masing, sesuatu, para, dsb. Contoh Para siswa diminta untuk membawa buku catatan saat seminar nanti. Baca Juga Bentuk Kata – Pengertian, Kelas, Makna, Relasi, Contohnya Kata Keterangan Adverbia Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu Kata Keterangan Tempat ialah jenis kata yang memberikan informasi mengenai suatu lokasi, misal di sini, di situ, dll. Contoh Silakan letakkan payungnya di sana. Kata Keterangan Waktu ialah jenis keterangan yng menginformasikan berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal sekarang, nanti, lusa, dll Contoh Saya masih sangat mencintaimu sampai sekarang. Kata Keterangan Alat ialah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu itu dilakukan ataupun berlangsung, misal “dengan tongkat”, “dengan motor”, dll. Contoh Ayah mengambil mangga itu dengan bambu. Kata Keterangan Syarat ialah kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal jikalau, seandainya, dll. Contoh Kamu sekarang pasti masih mencintaiku seandainya orang itu tidak hadir ke kehidupan kita. Kata Keterangan Sebab ialah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa sesuatu itu dapat terjadi, misal; sebab, karena, dsb. Contoh Kecelakaan itu terjadi karena tidak tertibnya para pengguna jalan. Kata Bilangan Numeralia Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, urutan sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu Kata bilangan tentu, contoh satu, dua, tiga, dst. Contoh Empat kilometer adalah jarak antara rumahku dengan rumahnya. Kata bilangan tak tentu, contoh semua, beberapa, seluruh, dll. Contoh Semua kontestan wajib datang 30 menit sebelum acara dimulai. Kata bilangan pisahan, contoh setiap, masing-masing, tiap-tiap. Contoh Setiap regu diharuskan menyiapkan satu yel untuk penyemangat. Kata bilangan himpunan, contoh berpuluh-puluh, berjuta-juta. Contoh Berpuluh-puluh kilometer jarak yang aku tempuh hanya untuk menemuimu. Kata bilangan pecahan, contoh separuh, setengah, sebagian, dll. Contoh Separuh dari pendapatan hari ini akan kita sumbangkan. Kata bilangan ordinal/giliran, contoh pertama, kedua, ketiga, dst. Contoh Anisa menjadi orang yang pertama merasakan wahana di tempat wisata itu. Kata Tugas Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga menjadi kalimat transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas sukar mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti dengan, telah, dan, tetapi dan sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tapi, ada sebagian yang bisa mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnya sangat terbatas, misalnya tidak, sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi menidakkan & menyudahkan. Ciri-ciri Kata Tugas Ciri dari kata tugas ialah bahwa hampir semuanya tidak dapat menjadi dasar untuk membentuk kata lain. Jika verba datang dapat diturunkan menjadi mendatangi, mendatangkan & kedatangan. Bentuk-bentuk seperti menyebabkan dan menyampaikan tidak diturunkan dari kata tugas sebab & sampai tetapi dari nomina sebab dan verba sampai yang membentuknya sama tapi kategorinya berbeda. Jenis-jenis Kata Tugas Preposisi Preposisi kata depan ialah jenis kata yang terdapat di depan nomina kata benda, misalnya dari, ke & di. Ketiga kata depan ini dipakai untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat. Contoh Di Jakarta, di rumah, ke pasar, dari kantor. Contoh lain – Sudah 4 hari Anto pergi ke hutan untuk berburu. – Di Surabaya kami menghabiskan waktu selama 2 hari untuk berlibur. – Stadion Benteng Tangerang berjarak 20 km dari rumah. – Saya mengantar Jono ke stasiun untuk membeli tiket kereta api. – Intan menemani Indah untuk pergi ke salon. Konjungsi Konjungsi kata sambung ialah jenis kata yang dapat menggabungkan 2 satuan bahasa yang sederajat, misalnya dan, atau & serta. Jenis kata tugas yang mampu menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa. Konjungsi kata sambung dapat dibagi menjadi 4, yaitu Konjungsi Koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama contoh dan, atau & serta. Contoh – Saya mendapat juara pertama dan ibu sangat bahagia. – Dilarang membawa petasan atau senjata tajam untuk masuk ke stadion. – Rahmah suka menanam bunga serta merawatnya dengan baik. Konjungsi korelatif yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 kata, frasa atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa yang dihubungkan oleh baik …. maupun, tidak …. tetapi. Contoh kalimat – Baik saya maupun dia sama-sama suka padamu. – Anak-anak itu tidak merepotkan tetapi rajin membantu tetangga. Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi jenis ini selalu membuat kalimat baru, tentu saja dengan huruf kapital di awal kalimat. Contoh Biarpun begitu, akan tetapi …. Contoh kalimat – Saya tidak suka ucapannya. Biarpun begitu, saya harus tetap santun kepadanya. – Sosial media salah satu wadah kita berhubungan dengan teman lama. Akan tetapi, banyak dari kita yang menyalahgunakannya. Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan 2 klausa atau lebih dan klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12 kelompok, yaitu Konjungsi subordinatif waktu sejak, semenjak, sedari, sewaktu. Contoh kalimat Ayahku seorang petinju, sejak diriku masih kecil. Konjungsi subordinatif syarat jika, jikalau, bila, kalau. Contoh kalimat Kita akan mendapat pahala, jika kita berbuat kebaikan. Konjungsi subordinatif pengandaian seandainya, seumpama. Contoh kalimat Aku akan sangat bahagia, seandainya dirimu menjadi milikku. Konjungsi subordinatif konsesif biarpun, sekalipun. Contoh kalimat Saya akan terus menyayangimu, sekalipun jarak memisahkan kita. Konjungsi subordinatif pembandingan seakan-akan, seperti. Contoh kalimat Iwan sangat gelisah semenjak kehilangan tas, seperti orang kebakaran jenggot. Konjungsi subordinatif sebab sebab, karena, oleh sebab. Contoh kalimat Hubungan Iwan dan Indah harus berpisah sebab tidak diijinkan oleh orang tuanya. Konjungsi subordinatif hasil sehingga, sampai. Contoh kalimat Adik saya sangat rajin belajar sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Konjungsi subordinatif alat dengan, tanpa. Contoh kalimat Bapak itu memukul anaknya dengan tangannya sendiri. Konjungsi subordinatif cara dengan, tanpa. Contoh kalimat Sebelum menikmati makanan itu kita harus memasaknya terlebih dahulu dengan direbus hingga matang. Konjungsi subordinatif komplementasi bahwa. Contoh kalimat Aku harus jujur bahwa sesungguhnya aku sangat mencintaimu. Konjungsi subordinatif atribut yang Contoh kalimat Siapa yang bersalah maka dia yang akan dihukum. Konjungsi subordinatif perbandingan sama … dengan, lebih … dari. Contoh kalimat Lebih baik yang merah dari pada yang hitam. Artikula Artikula kata sandang ialah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata sandang tidak mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi. Fungsi kata sandang sendiri ialah untuk menentukan kata benda, mensubstansikan suatu kata yang besar, yang jangkung, dan lain-lain. Kata-kata sandang umum yang terdapat dalam Bahasa Indonesia ialah yang, itu, -nya, si, sang, hang, dang. Kata-kata sandang seperti sang, hang, dang banyak ditemui dalam kesusastraan lama, sekarang sudah tidak terpakai lagi terkecuali kata sandang sang. Kata sandang sang terkadang masih dipergunakan untuk mengagungkan atau untuk menyatakan ejekan maupun ironi. Dalam Bahasa Indonesia terdapat beberapa kelompok artikula, yaitu Artikula yang bersifat gelar ialah artikula yang bertalian dengan orang yang dianggap bermartabat. Berikut ini jenis artikula yang bersifat gelar sang, hang, dang, sri. Contoh – Sang sultan sangat marah mendengar berita itu. – Hang Tuah adalah seorang laksamana yang sangat pemberani. – Dang Karayan Partapan adalah seorang raja yang bergelar haji. – Sekarang rakyat Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X Artikula yang mengacu ke makna kelompok / makna korelatif ialah kata para. Karena artikula ini bermakna ketaktunggalan, maka nomina yang diiringinya tidak dinyatakan dalam bentuk kata ulang. Jadi, untuk menyatakan kelompok guru sebagai kesatuan bentuk yang dipakai ialah para guru bukan para guru-guru. Contoh kalimat Setelah pelaksanaan ujian, para guru sibuk mengoreksi jawaban siswa. Artikula yang menominalkan. Artikula si yang menominalkan dapat mengacu ke makna tunggal atau genetik, tergantung pada konteks kalimat. Contoh Si Kabayan merupakan salah satu judul cerita rakyat Jawa Barat. Interjeksi Interjeksi kata seru ialah kata yang mengungungkapkan perasaan. Macam-macam kata seru yang masih dipakai hingga sekarang ialah Kata seru asli, yaitu ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll. Contoh – Wah, indah sekali pemandangannya! – O, seperti itu? – Hai, boleh kita berkenalan? Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang berasal dari kata-kata benda atau kata-kata lain yang digunakan, contoh celaka, masa’, kasihan, dll. Contoh – Celaka, aku lupa mengunci pintu. – Kasihan, dia tidak tau hal itu. kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari ungkapan Indonesia maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu ya ampun, demi Allah, Insya Allah, dll. Contoh – Insya Allah, jika tidak ada halangan saya akan hadir. – Demi Allah, saya tidak melakukan hal buruk itu. – Ya ampun, kamu tidak percaya dengan saya? Partikel Penegas Partikel Penegas ialah kategori yang meliputi kata yang tidak tunduk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya. Ada empat macam partikel penegas, yaitu -lah, -kah, -tah & pun. Contoh – Bacalah dengan baik dan benar! – Motor atau mobil kah yang dikendarainya? – Apatah dia orangnya? – Adikku pun tahu tentang hal itu. Penentuan Batas Kata Dalam linguistik setidaknya ada lima cara dalam menentukan batas-batas kata Saat istirahat Seorang pembicara diminta untuk mengulang kalimat yang diberikan perlahan-lahan, yang memungkinkan untuk beristirahat dan mengambil istirahat. Pembicara akan cenderung memasukkan jeda pada batas kata. Namun, metode ini tidak sempurna pembicara dapat dengan mudah memilah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata. Keutuhan Seorang pengguna diminta untuk mengucapkan kata-kata kasar dan kemudian diperintahkan untuk mengatakannya lagi dan menambahkan beberapa kata. Bentuk bebas minimal Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri. Batas fonetik Beberapa bahasa memiliki aturan pelafazan khusus yang membuatnya lebih mudah untuk mempelajari yang membatasi kata yang benar. Misalnya, dalam bahasa teratur menjatuhkan tekanan pada suku kata terakhir, maka batas kata mungkin terjadi setelah setiap menekankan suku kata. Contoh lain bisa didengar dalam bahasa yang memiliki harmoni vokal seperti Turki vokal dalam beberapa kata-kata memiliki “kualitas” yang sama, oleh karena itu batas kata mungkin terjadi setiap kali perubahan kualitas vokal. Namun, tidak semua bahasa memiliki aturan fonetik nyaman seperti, jika ya, dalam bahasa ini ada pengecualian. Semantik Unit Seperti di banyak bentuk bebas minimal yang disebutkan di atas, metode ini memilah kalimat ke dalam unit semantik terkecil. Namun, bahasa sering mengandung kata-kata yang memiliki nilai semantik kecil dan sering memainkan peran yang lebih tata bahasa, atau unit senyawa semantik. Dalam prakteknya, ahli bahasa menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas-batas kata dalam kalimat. Namun, penggunaan metode ini, definisi yang tepat dari kata tersebut sering masih sangat sulit dipahami. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
15Jenis-Jenis Komunikasi Dalam Jaringan; 15 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi; 17 Dampak Negatif dari Internet; Bahasa sendiri menurut Gorys Keraf (2004) adalah alat komunikasi yang digunakan oleh anggota masyarakat baik berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika manusia tersebut mengendaki untuk berkomunikasiJakarta - Majas seringkali ditemukan di kehidupan sehari-hari. Salah satu majas yang kerap dijumpai dalam percakapan dan juga karya sastra ialah majas metafora. Apa itu majas metafora? Simak pengertian, jenis, serta contoh majas Majas MetaforaMajas atau gaya bahasa merupakan istilah dalam bidang linguistik yang berarti kiasan. Penggunaan majas biasa ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Di samping itu, majas juga banyak terkandung dalam karya sastra seperti puisi, prosa, cerpen, dan novel. Ada beragam jenis majas, salah satunya ialah majas etimologis, kata metafora berasal dari bahasa Yunani yakni "meta" dan "phere", yang bermakna transfer atau memindahkan. Seorang ahli bahasa terkemuka, Gorys Keraf, mengkategorikan majas metafora sebagai majas perbandingan. Majas perbandingan sendiri merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses menyamakan, melebihkan atau pun Keraf mendefinisikan majas metafora sebagai analogi yang meletakan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan. Sementara itu, menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, metafora memiliki makna pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Jadi, kiasan yang digunakan mengacu pada persamaan atau perbandingan sifat yang dimiliki oleh suatu bisa diartikan sebagai pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata semacam 'seperti', 'layaknya', 'bagaikan', 'bak' membandingkan suatu benda dengan benda Majas MetaforaMenurut Kerbrat Orecchioni, berdasarkan bentuknya, majas metafora dibagi menjadi dua jenis, diantaranya Majas Metafora Eksplisit metafora in praesentiaMajas metafora eksplisit adalah majas yang membandingkan secara langsung antara suatu objek dengan objek pembandingnya. Karena objeknya disandingkan secara langsung, maka hal ini membuat kandungan atau makna dari kalimat tersebut menjadi terkesan sangat eksplisit atau majas metafora eksplisit Ayu merupakan bunga desa di wilayah contoh kalimat di atas, penulis menyatakan dengan jelas bahwa Ayu memanglah bunga desa di wilayah tersebut. Istilah bunga desa artinya perempuan tercantik di suatu desa. Majas Metafora Implisit Metafora in Absentia Iklan Berbanding terbalik dengan metafora eksplisit, majas metafora implisit tidak membandingkan objek pembanding secara langsung, akan tetapi menggunakan ungkapan-ungkapan atau kata-kata yang majas metafora implisit Di wilayah itu, kabarnya ada bunga desa yang amat terlihat jelas perbedaan contohnya dengan jenis majas sebelumnya. Kalimat majas metafora di atas tidak menyatakan secara spesifik bunga desa yang Majas MetaforaBerikut ini contoh penggunaan majas metafora yang dirangkum dari berbagai sumber. Malang sekali nasib bunga desa itu. bunga desa perempuan tercantik di suatu desa. Diah sering menjadi buah bibir di sekolah. buah bibir bahan pembicaraan. Orang itu terkenal panjang tangan. panjang tangan suka mencuri. Aji adalah anak emas di keluarganya. anak emas anak kesayangan. Dasar lelaki buaya darat! lelaki buaya darat laki-laki yang suka menggoda perempuan. Ardi sering dijuluki sebagai kutu buku di kelasnya. kutu buku orang yang hobi membaca buku. Masalah harus diselesaikan dengan kepala dingin. kepala dingin tenang. Si jago merah berhasil melahap rumah dalam waktu sekejap. jago merah api. Kelahiran buah hati amat ditunggu ibunda. buah hati anak. Saat pergi dinas ke luar kota, ayah selalu membeli buah tangan untuk keluargaku. buah tangan oleh-oleh.Demikian pengertian, jenis, serta contoh kalimat majas metafora. Selamat DITA PANGESTUBaca juga Contoh Majas Hiperbola, Pengertian dan Ciri-CirinyaIkuti berita terkini dari di Google News, klik di sini. MenurutGorys Keraf, eksposisi atau pemaparan adalah salah satu jenis teks atau keterampilan bahasa secara efektif yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu Eksposisi Analisis merupakan suatu cara membagi-bagi suatu subjek ke dalam komponen-komponennya. Kata analisis berasal dari bahasa yunani yaitu analyein yang berarti
1. Les phrases négatives, affirmatives et interrogatives a. Phrase comportant le verbe to be Une phrase affirmative se construit sur le modèle suivant sujet + verbe + complément. Ex. John is a boy. John est un garçon. Une phrase négative se construit sur le modèle suivant sujet + verbe + not + complément. Ex. Jane is not a boy. Jane n'est pas un garçon. Une phrase interrogative se construit sur le modèle suivant verbe + sujet + complément + ? Ex. Is he a boy? Est-il un garçon ? b. Phrase comportant le verbe to have La construction des phrases avec le verbe to have est la même qu'avec le verbe to be. Une phrase affirmative se construit sur le modèle suivant sujet + verbe + complément. Ex. They have a son. Ils ont un fils. Une phrase négative se construit sur le modèle suivant sujet + verbe + not + complément. Ex. They have not a daughter. Ils n'ont pas de fille. Une phrase interrogative se construit sur le modèle suivant verbe + sujet + complément + ? Ex. Have they children? Ont-ils des enfants ? c. Phrases au présent simple Une phrase affirmative contenant un verbe au présent simple se construit sur le modèle suivant sujet + verbe + complément. Ex. Mark plays tennis very well. Mark joue très bien au tennis. Une phrase négative comportant un autre verbe que to be et to have se construit sur le modèle suivant sujet + auxiliaire + not + verbe + complément. Ex. Mark does not play tennis very well. Mark ne joue pas très bien au tennis. They do not play tennis very well. Ils ne jouent pas très bien au tennis. De même, une phrase interrogative se construit avec un auxiliaire, sur le modèle suivant auxiliaire + sujet + verbe + complément + ? Ex. Does Mark play tennis? Mark joue-t-il au tennis ? Do they play tennis? Jouent-ils au tennis ? Remarques – Au présent simple, pour construire des phrases interrogatives ou négatives, on doit utiliser l'auxiliaire do pour toutes les personnes sauf à la troisième personne du singulier où l'on utilise does. Ex. "Do you speak English? – No, I don't speak English." Parles–tu anglais ? – Non, je ne parle pas anglais. » "Does Sheila drive her car? – No, she doesn't drive her car." Sheila conduit–elle sa voiture ? – Non, elle ne conduit pas sa voiture. » – Dans les phrases négatives, on utilise couramment la forme contractée. Ex. Jane isn't a boy. = Jane is not a boy. They haven't a daughter. = They have not a daughter. Mark doesn't play tennis very well. = Mark does not play tennis very well. d. Phrases au présent progressif Une phrase affirmative comportant un verbe conjugué au présent progressif se construit sur le modèle suivant sujet + auxiliaire be + verbe en –ing + complément. Ex. Paul is eating an apple. Paul mange une pomme. Une phrase négative se construit sur le modèle suivant sujet + auxiliaire be + not + verbe en –ing + complément. Ex. Mark is not eating an apple. Mark ne mange pas de pomme. Une phrase interrogative se construit sur le modèle suivant auxiliaire be+ sujet + verbe en –ing + complément + ? Ex. Is Mark eating an apple? Mark mange-t-il une pomme ? Remarque L'auxiliaire be est conjugué au présent de la façon suivante – I am – you are – she / he / it is – we are – you are – they are 2. Les phrases réduites les question tags Les question tags viennent toujours en fin de phrase. Elles permettent d'obtenir une confirmation par une question. Ex. Jane is French, isn't she? Jane est française, non ? These pupils are working hard, aren't they? Ces élèves travaillent dur, n'est-ce pas ? They are not intelligent, are they? Ils ne sont pas intelligents, si ? a. Phrase affirmative Lorsque la phrase de départ est à la forme affirmative, la question tag est à la forme négative. Ex. Your house is near Paris, isn't it? b. Phrase négative Lorsque la phrase de départ est à la forme négative, la question tag est à la forme affirmative. Ex. These cakes aren't very good, are they? c. Remarques Le sujet des question tags est toujours un pronom personnel she, they, etc.... Ex. Mark is not running very fast, is he? L'auxiliaire est toujours placé au début de la question tag. Ex. Kate's dog is black, isn't it? L'essentiel Voici quatre phrases qui résument les règles à appliquer dans les question tags. Phrases négativesHe is not playing, is he?Cindy is not your sister, is she? Phrases affirmativesPeter lives in New York, doesn't he?You are my friend, aren't you? Vous avez déjà mis une note à ce cours. Découvrez les autres cours offerts par Maxicours ! Découvrez Maxicours Comment as-tu trouvé ce cours ? Évalue ce cours !ReviewBuku karya Ismail Marahimin dan Gorrys Keraf Definisi Jenis Tulisan Arya Satya Nugraha 1006664836. Deskripsi menurut Ismail Marahimin : Dalam buku menulis secara popular, Marahimin mendefinisikan deskripsi sebagai suatu pemaparan atau penggambaran mengenai suatu konsep dengan kata-kata. Dengan kata lain deskripsi adalah hasil observasi MenurutGorys Keraf (1982:93), arti deskripsi adalah suatu wacana yang digunakan untuk menyampaikan hal atau objek pembicaraan sehingga para pembaca seperti melihat sendiri objek tersebut secara langsung. Kata-kata dalam deskripsi selalu bermakna kata sifat atau keadaan. Baca juga: Pengertian Narasi. Struktur Deskripsi. Berdasarkan isi
Jenisdiksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai berikut : a. Denotasi. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang memiliki arti tambahan, imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata selain dari batasan kamus atau
u4kS.